Betapa indahnya jika hari-hari dihiasi dengan senyuman, terasa beban masalah yang mendera hilang dihembus angin. Islampun sangat memuliakan senyum, sehingga senyum dikatogorikan sebagai ibadah.
Tentunya kita sering berselih di jalan, persimpangan, atau berpapasan biasa dengan orang lain. Berbagai hal yang kita alami, mulai dari cuek biasa saja, ada yang marah karena tersenggol atau jalannya tertutup/terhalangi, atau marah yang hanya melalui ekspressi mata terbelak, membunyikan klakson sekeras-kerasnya. Itulah beberapa hal yang kita rasakan jika mengalami kondisi tersebut.
Namun tidak seperti yang saya temui tadi malam, sepulang dari les privat tepatnya di jembatan darurat perumnas, karena jembatan utama sedang diperbaiki. Seperti biasa orang-orang bergantian untuk melintasi jalan tersebut, saya agak terkejut di atas jembatan tiba-tiba berhenti dan memberi jalan kepada saya, sayapun berjalan dan saling berbalas senyum dengan maksud mengucapkan terimakasih.
Kejadian serupa juga saya rasakan pagi ini, beberapa menit tiba di kantor, saya diminta untuk membeli kue tapai, kayanya boz dandaman banar wan tapai,, hee. Sayapun bergegas, tepat di persimpangan empat pasar lama dekat jembatan. Daerah ini dikenal sangat padat, karena selain sebagai lalu lintas warga, juga daerah ini sebagai pasar rakyat. Berbagai kendaraan, mulai dari mobil, motor, sepeda, becak, bajai melintas di jalan tersebut.
Karena padatnya, sayapun berselisih dengan banyak orang, salah satunya dengan becak yang dipenuhi dengan muatan sayur-sayuran, saya sedikit agak bingung begitu juga tukang becak tersebut. Dengan kecepatan yang sedikit tinggi, becak mencoba menghindar begitupun saya. Saya tersanjung, beliau dengan handuk yang disandang di bahu, baju putih menutupi sepanjang tangan, melemparkan senyuman meskipun beliau benar dan saya yang salah, karena sedikit mengambil jalur beliau. Kamipun bisa melintas dengan aman dan lancer.
Betapa indahnya jika kita bisa seperti itu, kecelakaan kecil maupun besar dapat kita hindari. Saya berpendapat, kecelakaan terjadi karena factor kurang ramahnya kita sesama pengendara, contohnya membunyikan klakson dengan keras, hal ini membuat orang terkejut dan secara tidak langsung membuat keseimbangan berkendara sedikit terganggu., bukan tidak mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan.
Dengan pengalaman kita, dan nilai dari sebuah senyuman. Mari kita berselih, berbalas senyum kepada sesama makhluk terbaik di muka bumi.