Kamis, 2 Mei 2013 merupakan Hari Pendidikan Nasional. Seluruh insan pendidikan di tanah air memperingatinya, tidak terkecuali banua tercinta Kalimantan Selatan. Pagi jam 7.15 saya berangkat ke kantor, eh ternyata lapangan sudah dipenuhi oleh insan pendidikan yang akan memperingati Hardiknas tersebut, terpaksalah sementara ikut markir di depan kantor Bappeda.
tiba di kantor, sambil menghirup udara pagi saya berjalan-jalan di lokasi acara upacara, di sana ada science fair yang diadakan pemerintah daerah untuk SMA Banua, selain itu juga ada space untuk galeri foto pemenang lomba foto pendidikan, yang diadakan oleh Komunitas Jurnalis Pena hijau yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kalsel.
Saya mulai melihat foto para pemenang mulai dari juara harapan 3 yang mengambil tema buku dan perpustakaan, harapan 2 dengan tema kebudayaan dan kesenian, harapan 1 dengan tema angkutan ke sekolah menggunakan jasa penyebrangan sungai (klotok/kapal). Selanjutnya juara ke 3 dengan tema suasana pendidikan di pedesaan, foto ini membuat saya terharu hampir meneteskan air mata, dalam foto tersebut ada 4 orang, 3 orang diantaranya siswa SD dan satu SMP kesemuanya adalah wanita. Mereka setiap pagi melintasi jalan di pinggir persawaha yang berwana merah kecoklatan yang dikelilingi oleh pohon pisang dan rerumputan, jika hujan atau basah makan jalanan akan licin dan becek, sehingga mereka harus menenteng sepatu mereka untuk melanjutkan perjalanan, sungguh luar biasa tekad untuk menuntut ilmu tak kenal batas atau waktu. Juara ke 2 bertemakan belajar di depan lampu minyak, dan juara 1 bertemakan angkutan sekolah dengan cara nebeng, hee… cukup mengasyikkan melihat keceriaan mereka, selain tidak jalan kaki, mereka juga dapat belajar dengan tepat waktu di sekolah. Tapi kalau tidak ada angkutan atau tebengan gimana??? Heee. Semangat bro!
Dari keseluruhan saya sedikit menyimpulkan, bahwa pemenang lomba tersebut berlatar belakangkan kehidupan sosial masyarakat menengah ke bawah. Hal ini sedikit banyaknya membuka simpati kita terhadap keadaan dunia pendidikan di daerah yang lebih terpencil. Lantas pertanyaan besar kita, apakah pendidikan nasional kita juga seperti itu? artinya mengedepankan aspek sosial masayarakat? peduli terhadapa yang ‘kecil’?
Dari hari yang bersejeraha ini, saya berharap kepada seluruh insan pendidikan untuk terus berupaya dan berdoa, untuk kesenjangan dan pemenuhan pendidikan sebagai hak warga Negara Indonesia. Selamat Hari Pendidikan Nasional.