Kita sering mendengar istilah cinta buta, terutama di kalangan para pemuda yang sedang dimabuk cinta. Cinta buta membuat orang lupa atau lalai dengan logika dan nalar mereka.
Fenomena pemilihan presiden di negeri kita banyak menyedot perhatian. Mulai dari politisi, praktisi, akademisi, para tokoh, masyarakat, para pemuda, emak-emak, bahkan di kalangan remaja dan anak-anak.
Tidak terkecuali bagi akademisi yang juga menjabat sebagai rektor UIN Antasari Banjarmasin, Mujiburrahman (Prof. Mujib). Beliau yang rutin setiap minggu mengisi kolom di harian Banjarmasin Post, yang sering membahas isu kekinian kini Beliau juga membahas terkait fenomena pilpres yang dimuat pada Senin, 21 Januari 2018 dengan mengangkat judul “Cinta Buta Politis”.
Dari tulisan ini, bagaimana Prof. Mujib mengisahkan fenomena cinta buta terhadap satu calon atau sepasang calon presiden dan wakil presiden.
Di tahun politik ini, bagaimana kita disuguhkan kabar-kabar atau berita di berbagai media yang menggambarkan sosok orang yang mereka cintai atau kagumi. Di sisi lain, ada juga yang menggumbar kebencian terhadap calon lainnya. Baik dari hasil kinerja maupun kejadian masa lalu, program atau pernyataan yang mereka lontarkan.
Pujian, kekaguman, fitnah, maupun hal yang membingungkan lainnya menghiasi hari-hari kita, terutama yang sering bersendawa dengan media sosial. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan adalah memenangkan pertarungan dalam meraih tapuk kekauasaan tertinggi di negeri ini.