Upaya penguraian antrean sampel ini terus diupayakan Pemprov Kalsel melalui Gugus Tugas, seperti bekerjasama dengan RS Pertamina di Tabalong dan Klinik Tirta di Tanah Bumbu yang menelan biaya dari Rp1.050.000 hingga Rp1.200.000 per sampelnya.
Upaya inipun belum maksimal dalam mengurai penumpukan sampel spesimen, baik dari peserta karantina maupun tracking kontak erat.
Lebih lanjut Roy menjelaskan, berdasarkan arahan Gubernur Kalsel, akhirnya dicarikan jalan keluar yaitu dengan cara mengurai. Sampel di BBTKLPP dengan kapasitas 500 per hari sudah diunboxing 4.000 sampel dan perlu waktu 8 hari mengurai. Sementara 1.100 sampel lainnya dikirim ke Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
“Alhamdulillah kini sudah mulai terurai, dan sudah tidak terjadi lagi penumpukan. Sampel tersisa sebanyak 1.746 sampel yang kembali dikirim ke Padang pada Sabtu lalu,” jelasnya.
“Setelah beberapa hari, 4.000 sampel di BBTKLPP selesai dan sampel di Padang selesai maka tidak ada lagi antrean,” tambahnya.
Dampak Penguraian Sampel Swab Spesimen
Hmm it seems like your website ate my first comment (it was super long) so
I guess I’ll just sum it up what I submitted and say, I’m thoroughly enjoying your blog.
I too am an aspiring blog writer but I’m still new to the whole thing.
Do you have any tips for novice blog writers? I’d definitely appreciate it.
Feel free to visit my web-site – cheap flight tickets
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.