![]() |
Pantai Mandalika, Lombok NTB |
Nampaknya pesona wisata Bali kini memiliki saingan yang sepadan. Tidak lain yang bisa menyaingi Bali adalah sang tetangga, yaitu Lombok, NTB.
Pengalaman pertama menginjakan kaki di Lombok, NTB begitu mengasyikkan, menyenangkan, dan mengesankan. Kesan-kesan ini sudah terihat ketika pesawat akan mendarat di Bandara International Lombok.
Hamparan pasir putih, lautan biru bercampur hijau tosca, pulau-pulau yang indah menyambut kedatangan kami. Pemandangan nampak semakin indah, karena banyak pegunungan atau bukit yang berjejer yang begitu indah dillihat dari ketinggian.
Pesawat pun mendarat, kami tiba di Lombok dan siap untuk menjelajahi pesona wisata yang ada di pulau Lombok, yang dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid.
Masuk dalam bis, kami dipandu oleh guide lokal. Nampak dari apa yang disampaikan oleh guide yang memandu kami, kebanggaan akan kemajuan pariwisata di Lombok dan siap untuk bersaing dengan Bali.
Katanya, dulu NTB itu diartikan dengan Nasib Tergantung Bali, karena penerbangan/konektivitas hanya ada dari dan menuju Bali-Mataram. Artinya, orang kalau mau ke Mataram, NTB harus lewat Bali kalau via udara.
Tapi sekrang, konektivitas semakin terbuka seiring dengan adanya bandara bertaraf International di Lombok. Mereka kini punya arti baru tentang NTB, yaitu Next Time Better, berharap ke depan selalu lebih baik.
Selain itu, jargoan yang mereka angkat untuk bisa bersaing dengan Bali yang sangat maju dan dikenal dunia Internasional. Mereka berani mengatakan “you can see Bali in Lombok, but you can’t see Lombok in Bali” artinya, kita bisa melihat Bali di pulau Lombok, tetapi tidak bisa melihat Lombok di Pulau Bali.
Memang benar, di Pulau Lombok, tepatnya di daerah Senggigi, kita dapat melihat dari kejauhan Pulau Bali dan Gunung Agung yang menjadi salah satu ciri khas dari Bali. Kemudian, di Lombok juga kita dapat melihat Pura, meski tidak sebanyak di Bali. Kita juga bisa melihat wisatawan mancanegara yang berjemur di pinggir pantai, serta beragam tempat hiburan malam.
Apa yang mereka katakan memang benar adanya, di berbagai destinasi wisata kita dengan mudah untuk mendapatkan Masjid atau Mushallla.
Tidak hanya diperkotaan atau dipermukiman warga, tetapi Masjid juga ada di Gili Trawangan yang menjadi destinasi favorit wisatwan Mancanegara.
Selain itu, NTB juga menerapkan sistem Halal Tourism, artinya bagi wisatawan muslim, tidak perlu khawatir akan makanan yang disajikan karena Insyaallah dijamin halal, keculai produk-produk yang memang disediakan bagi wisman dan palancong lainnya.
Kemudian, tradisi juga jauh sangat berbeda meski secara kultur ada kemiripan. Masyarakat setempat begitu memahami bahwa daerah mereka adalah daerah wisata, artinya memberikan ruang bagi wisatawan untuk menikmati hiburan, namun tetap menjunjung tinggi budaya masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Islam, yaitu mereka mempersilahkan adanya hiburan malam namun dimulai setelah peribadatan Shalat Isya dan harus berakhir sebelum peribadatan Shalat Subuh atau jam 4 pagi.
Ini adalah salah satu kekaguman saya akan Pesona Lombok, NTB. Bagi saya, yang juga pernah merasakan pesona wisata Bali, terlintas dibenak saya perbandingan akan pesona wisata dan tradisi dari dua daerah yang bertetangga ini.
Dari pengunjungya pun jauh berbeda, kalau Bali kebanyakan turis atau wisatwan dari Tiongkok, Australia, sementara Lombok banyak berasal dari negeri jiran, Malaysia. Guidenya puna diberikan bekal untuk bisa berbahasa melayu.
Bagi saya, Bali dan Lombok memiliki pesona alam dan pantai yang sama-sama luar biasa, namun ada hal yang membedakan, yaitu tradisi atau ciri khas yang membuat kita kagum dan nyaman berada atau berwisata di Lombok. Berwisata berarti kita mencari kedamaian, kenyamanan, dan kebagahiaan.