Keberadaan THM bagai Sayur Tanpa Garam

by -543 Views

Sayur
Keberadaan THM adalah bagian dari fenomena kehidupan, yang tidak bisa dihilangkan. Dan itu sudah digariskan, tinggal kita sebagai insane pribadi dan sosial untuk menyikapinya, apakah baik atau tidak. Fenomena kehidupan yang kita ibarat kuah sayur, bermacam-macam bercampur aduk di dalammnya, tidak terkecuali garam. Jika salah satu kurang atau tidak ada, terlebih garam maka akan terasa hambar.
Kita bisa bayangkan, orang pasti akan mencari garam untuk menambahkannya dan menaburkannya. Kita tidak bisa memastikan apakah dilakukan sesuai dengan tempat dan kadarnya, jika tidak sesuai maka akan menggangu makanan lain dan masakan tersebut bisa lebih asin dan dipastikan tidak enak.

Dalam hitungan beberapa hari lagi, umat muslim di seleruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia dan daerah kita, akan menyambut datangnya bulan Ramadhan, bulan yang istimewa karena diberi kelebihan dari bulan-bulan lainnya, bulan yang penuh rahmah, berkah, dan ampunan.
Layaknya bulan dan hari-hari biasa, di bulan ini kita juga akan menjalani proses kehidupan seperti biasa. Namun di bulan ini, selain diwajibkan berpuasa juga diberi kesempatan untuk memperbanyak dan memperbaiki kualitas ibadah, ampunan, dan segala bentuk kebaikan lainnya, dengan tujuan utama dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt, serta dapat meraih keridhaan dan keberkahan dari-Nya.

Jika kita mengetahui kedudukan dan kemuliaan bulan Ramadhan, ada tidaknya THM tidaklah terlalu bermasalah, yang terpenting adalah peranan pemerintah dalam pengawasannya, seperti jam operasionalnya mungkin bisa diperlambat dan dikurangi dari hari-hari biasa. Dengan begitu, kita dapat menikmati kehidupan yang damai, tanpa diskriminasi dan kriminalisasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *