Banjarmasin – Peringatan International Nurses Day (IND) 2019 atau hari perawat internasional di Kalsel berlangsung meriah
Ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa dari 10 institusi keperawatan yang ada di Kalsel, merayakan peringatan International Nurses Day (IND) 2019, dengan mengikuti kegiatan jalan sehat dan karnaval, di halaman Balai Kota Banjarmasin, Minggu (23/06/2019).
10 institusi tersebut adalah Universitas Lambung Mangkurat, Stikes Suaka Insan, Stikes Cahaya Bangsa, Universitas Sari Mulia, Poltekkes Banjarmasin, Stikes Intan Martapura, Akademi Perawat Pandan Harum, Akper Kesdam, dan Akper Darul Azhar Tanah Bumbu.
Rutenya dari halaman balai kota, menuju Jalan RE Martadinata hingga ke Jalan Haryono MT, kemudian jalan Djok Mentaya terus, hingga kembali di halaman Balai Kota.
Kegiatan Jalan Santai dan Karnaval dilepas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, HM Muslim mewakili Gubernur Kalsel.
Gubernur Kalsel dalam sambutan tertulis yang dibacakan HM Muslim mengatakan, saat ini akses kesehatan sudah semakin terbuka bagi masyarakat luas.
Hal ini tentu berdampak pada tuntuan profesionalisme dan kompetensi perawat, karena seorang perawat sering berinteraksi dengan pasien atau pengguna layanan kesehatan.
Pemprov Kalsel sebutnya, akan terus mendukung seluruh upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas keperawatan di banua.
“Kepada persatuan perawat nasional indonesia, teruslah berkembang menjadi organisasi profesi yang semakin berkualitas dan berdedikasi tinggi. Terus tingkatkan profesionalitas dan kompetensi perawat. Terus tingkatkan daya saing perawat-perawat banua, agar mampu bersaing baik secara nasional, maupun internasional” sebutnya.
Secara terpisah Muslim mengatakan, di hari Perawat Internasional ini diharapkan para perawat memiliki peran yang lebih.
“Perawat itu merupakan satu dari sembilan tenaga strategis di Dinas Kesehatan. Perawat juga punya peran sebagai preventif promotif,” tandasnya.
Ditambahkan Muslim, jumlah tenaga perawat yang memberikan pelayanan di Kalsel ada sekitar 12.000.
“Kita masih memerlukan perawat di daerah terpencil. Ini sesuai kebijakan Gubernur tidak ada desa yang tak ada perawatnya. Oleh karena itu, kami membuat progran PTT di daerah terpencil dan sangat terpencil,” tambahnya.
Para peserta dalam mengikuti jalan sehat dan karnaval ini berekspresi sekreatif mungkin dengan pesan-pesan yang ada di dalamnya. Misalnya ada salah satu peserta membawa kardus yang digantung di bahunya bertuliskan imbauan jangan merokok yang dapat menyebabkan sakit kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan.(rny/rr/bingkaibanua)