Dalam dunia modern, keamanan pangan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam memastikan makanan yang dikonsumsi aman dan bebas dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah pasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses perlakuan panas yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme patogen dalam makanan, sambil mempertahankan kualitas sensorik tertentu.
Pada akhir abad ke-19, seorang ilmuwan terkenal bernama Louis Pasteur menemukan dan mengembangkan teknik pasteurisasi sebagai respons terhadap masalah keamanan pangan pada masanya. Metode ini awalnya diterapkan pada industri susu untuk memerangi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme berbahaya seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Mycobacterium tuberculosis.
Prinsip dasar pasteurisasi adalah pemanasan makanan pada suhu tertentu untuk membunuh mikroorganisme patogen yang mungkin ada di dalamnya. Suhu dan waktu pemanasan yang diterapkan bervariasi tergantung pada jenis makanan yang diproses, tetapi umumnya berkisar antara 60-85 derajat Celsius selama beberapa detik hingga beberapa menit. Proses ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengurangi jumlah mikroorganisme patogen hingga tingkat yang aman untuk dikonsumsi.
Ada dua metode pasteurisasi yang umum digunakan:
- Pasteurisasi Lengkap (High-Temperature Short-Time/HTST): Metode ini melibatkan pemanasan cepat makanan pada suhu tinggi selama waktu singkat. Biasanya, makanan dipanaskan pada suhu sekitar 72 derajat Celsius selama 15-20 detik. Metode ini efektif dalam membunuh mikroorganisme patogen tanpa merusak nutrisi dan kualitas organoleptik makanan.
- Pasteurisasi Lambat (Low-Temperature Long-Time/LTLT): Pada metode ini, makanan dipanaskan pada suhu yang lebih rendah, sekitar 63 derajat Celsius, selama periode yang lebih lama, biasanya sekitar 30 menit. Metode ini cocok untuk makanan yang lebih peka terhadap panas atau makanan dalam kemasan besar. Meskipun waktu prosesnya lebih lama, pasteurisasi lambat tetap efektif dalam membunuh mikroorganisme patogen.
Manfaat utama pasteurisasi adalah mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen dalam makanan. Metode ini telah membantu meminimalkan penyebaran penyakit seperti penyakit bakteri makanan, campylobacteriosis, listeriosis, dan infeksi Salmonella. Selain itu, pasteurisasi juga meningkatkan masa simpan produk pangan dengan menghancurkan mikroorganisme pembusuk dan merusak enzim yang menyebabkan kerusakan makanan.
Walaupun pasteurisasi efektif dalam mengurangi risiko mikroorganisme patogen, penting untuk diingat bahwa metode ini tidak sepenuhnya steril. Pasteurisasi tidak mampu membunuh semua jenis mikroorganisme, termasuk spora bakteri yang tahan panas. Oleh karena itu, makanan yang telah dipasteurisasi masih harus disimpan dengan benar dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang wajar untuk memastikan keamanan.
Beberapa contoh produk pangan yang umumnya dipasteurisasi adalah susu, jus, produk telur, produk daging olahan, dan produk yang mengandung bahan-bahan susu atau telur sebagai bahan baku. Dalam industri makanan, penerapan pasteurisasi menjadi keharusan untuk memastikan produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Selain keamanan pangan, pasteurisasi juga memiliki manfaat lain, terutama dalam industri susu. Proses ini membantu memperpanjang umur simpan susu, sehingga memungkinkan distribusi yang lebih luas dan meminimalkan pemborosan pangan. Selain itu, pasteurisasi juga membantu menjaga kualitas sensorik makanan, seperti rasa, tekstur, dan aroma, dengan mempertahankan komponen penting dalam makanan.
Meskipun pasteurisasi telah terbukti efektif dan penting dalam menjaga keamanan pangan, beberapa kritikus mengklaim bahwa proses ini dapat merusak nutrisi makanan. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa pasteurisasi dalam suhu yang direkomendasikan tidak secara signifikan mengurangi kandungan nutrisi yang penting dalam makanan.
Dalam kesimpulannya, pasteurisasi adalah metode perlakuan panas yang efektif dalam membunuh mikroorganisme patogen dalam makanan. Proses ini memainkan peran kunci dalam menjaga keamanan pangan dan mengurangi risiko penyebaran penyakit melalui makanan. Dengan penerapan yang tepat dan pemahaman yang baik tentang pasteurisasi, kita dapat menikmati makanan yang lebih aman, lebih tahan lama, dan berkualitas tinggi.