Inilah prinsip yang saya pegang dan menjadi motivasi dalam menjalani kehidupan. Dengan memegang prinsip ini, kita tidak akan terbuai dengan keberhasilan sesaat yang kita raih. Kehidupan terus berjalan, tantangan semakin banyak dan kompleks dan menuntut kita untuk terus bekerja dan berkreasi meningkatkan kemampuan diri.
Hal senada juga diutarakan oleh Prof. Mujib dalam tulisannya yang berjudul Istiqamah yang diterbitkan pada harian Banjarmasin Post edisi Senin, 28 Januari 2019.
Prof. Mujib mengatakan bahwa Keberhasilan hanyalah terminal, tempat berhenti sementara. Satu keberhasilan sebaiknya tidak menghentikan langkah orang untuk berjuang mencapai keberhasilan berikutnya. Terminal hanyalah tempat rehat, menghibur hati dan mengumpulkan energi untuk melanjutkan perjalanan.
Proses dan perjuangan menurut Prof. Mujib lebih penting dari hasil yang dicapai karena ia adalah pilihan bebas pribadi manusia. Kita tidak bisa memastikan apakah perjuangan kita akan berhasil atau gagal, tetapi kita bisa memastikan, apakah kita akan terus berjuang dan berproses untuk meraih cita-cita atau tidak.
Al-istiqâmah khairun min alfi karâmah, konsisten dalam berbuat kebaikan lebih baik daripada seribu keramat. Keramat secara bahasa artinya kemuliaan. Keberhasilan adalah keramat. Berbagai penghargaan yang kita terima sebagai buah dari perjuangan adalah keramat.
Dalam menjalani proses dan perjuangan untuk mencapai keberhasilan tentu tidak mudah dan banyak halangan atau faktor yang mempengaruhinya, selain istiqamah atau konsisten yang menjadi salah satu faktor utama, faktor orang lain sebagai rekan kerja, serta kondisi alam.
Selain berpengan terhadap proses, kita juga berpegang terhadap restu atau kehendak Tuhan. Karena kita sebagai manusia, hanya bisa berusaha, berdo’a, dan bertawakkal. Apa yang diberikan dan berhasil kita raih adalah usaha yang direstuai direstui oleh kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan itu ada pada hukum alam, hukum sosial hingga ketentuan-Nya di alam spiritual.
Diakhir tulisannya, Prof. Mujib mengajak untuk terus-menerus memohon petunjuk-Nya karena dalam menjalani hidup, kita gampang sekali tergoda, menyimpang dari jalan kebaikan dan kebenaran. Bagi setiap Muslim, setidaknya ia akan memohon kepada Allah 17 kali sehari, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus”.
“Istiqamah adalah perjuangan manusia yang tiada henti, sampai maut menjemput” tulisnya.
Roniansyah, S.Pd